Pria berjangkut putih menyeringai
pada wajah kolotnya. Manik matanya
bersinar memantau pada celah dinding kayu yang berlubang.
Yang melihatnya hanya meringis
–hampir semua orang sudah tahu kebiasaannya, tapi mereka hanya turunan pria tua
itu.
Merangkak dan menggelayut pada
celah itu telah sering terpantau, namun tetap matanya menghujam pada ruangan
sebelah –kamar tidur anaknya yang baru menikah.
“Oh, kenapa laki-laki itu terlalu
lama. Payah” Kata-katanya menghujam dalam kesunyian ruang tamu –tatapan oranglain
tak ia hiraukan, dirasanya dialah penguasa dirumahnya sendiri.
Pria itu tersenyum gila, sedang
yang dipantaunya merasa risih.
“Apa harus bapakmu seperti itu ?”
“Itu setan, bukan bapakku saat ini”
Diikutsertakan dalam #FF100Kata
http://sindyisme.blogspot.com/2013/11/ff100kata.html
Tema #PARAFILIA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar