Arsip Blog

Sabtu, 28 September 2013

Cerpen asal ; "Rotasi Cinta Belaka"


Kala senja terganti dengan kegelapan malam, kala mentari tenggelam diufuk barat tergantikan dengan sinar sang rembulan. Bumi berotasi dengan teratur. Kali ini malam nampak sunyi, dalam sebuah kamar nan gelap hanya disinari pantulan sinar rembulan dari jendela kaca, seorang gadis belia tengah terbaring dalam ranjang kamarnya, tempat dimana dirinya beristirahat untuk sementara waktu.

Gadis dengan rambut ikal sebahu dan tinggi semampai berusaha memejamkan matanya di tengah malam yang sunyi baginya sendiri. Perlahan lengan mungilnya meraba benda yang berada disebuah meja disamping ranjangnya.

“Apa dia belum tidur ?” tanyanya sendiri sesaat ia berhasil menggenggam sebuah handphone yang hanya dipandanginya dengan tatapan kosong.

Lengan itu tengah menekan tombol-tombol kecil dilayar sana. Gadis itu memang engah kesepian, seharian hanya berdiam diri dalam kamar ataupun hanya sesekali keluar kamar untuk mekan selebih itu hanya kamarlah tempat yang cocok baginya.

‘Belum tidur ?’
‘Ini belum terlalu malam,’
‘Kau sedang sakit,lebih baik tidur dan banyak istirahat agar kau cepat masuk sekolah’
‘Sekolah ? Entahlah mungkin seminggu lagi aku akan masuk. Apa kau merindukanku ?’
‘Menurutmu ? Hey jangan terlalu lama masuk sekolah, nanti kau ketinggalan pelajaran’
‘Aku bisa meminjam buku catatan temanku. Jadi benar kau merindukanku ?’
‘Ya aku merindukanmu,jadi cepatlah sembuh’

Sebuah senyuman indah melukis pada wajah manisnya, pesan singkat yang baru dibacanya seolah membuatnya terbang kelangit ketujuh. Inilah apa yang dinamakan cinta, kau seakan bisa gila dibuatnya hanyut dalam buaian cerita remaja.

********
Hari telah berganti dan sekali lagi bumi selalu berhasil berotasi dengan baik, memperbaiki segala dalam keseharian sebelumnya atau merubah hal yang indah menjadi hilang akan cerita. Hanya sebuah perasaan cinta yang telah gadis itu yakini pada lawan jenisnya, bukan berarti ia seakan mendapatkan balasan yang serupa. Gadis itu memang belum pernah ataupun tak akan menyatakan cinta terlebih dahulu, mengingat bahwa dirinya memang terlahir sebagai seorang yang harus menunggu pernyataan cinta walau saat itu hal itu seakan menghilang. 

“Apakah ini perasaanku saja, atau memang ia seolah menjauh dariku ?” batin gadis itu bersuara.

Gadis itu hanya kembali memandang iri kearah depan hadapannya, pemandangan yang bahkan pernah ia rasakan dahulu, namun sekarang semua seakan berbalik pada tempat yang berbeda. Salahkah jikalau ia menyimpan rasa ‘cinta’ pada seorang yang selalu ia katakan tak akan menyukainya. Gadi itu bahkan belum dapat memastikan dengan pasti bahwa itu perasaan cinta, kerana hatinya tak ikut bermain didalam rasa yang ia rasakan kali ini, tapi hanya otaknyalah yang ikut bermain. Membayangkan seorang gadis lain mendekati orang itu,hatinya bahkan tak ikut repot bertingkah aneh namun hanya fikirannya yang bekerja, walau berulang kali ia bersugesti untuk TIDAK dan TIDAK namun manusia mana yang dapat mengontrol kehidupan didetik selanjutnya?

Jikalau yang hanya diinginkan orang itu untuk menyuruh gadis itu pergi perlahan dari kehidupannya,lantas untuk apa dihari sebelumnya orang itu seolah memberikan sebuah harapan belaka. Menanyai kabar, bercanda ria, atau apapun itu dimasa yang lalu, disaat dimana rasa yang pernah ia percaya ‘cinta’itu datang pada pintu hatinya kembali namun sekarang rasanya perasaan itupun tak berbekas.


My Story : VA Panda

Tidak ada komentar:

Posting Komentar