Kala senja terganti dengan kegelapan malam, kala mentari
tenggelam diufuk barat tergantikan dengan sinar sang rembulan. Bumi berotasi
dengan teratur. Kali ini malam nampak sunyi, dalam sebuah kamar nan gelap hanya
disinari pantulan sinar rembulan dari jendela kaca, seorang gadis belia tengah
terbaring dalam ranjang kamarnya, tempat dimana dirinya beristirahat untuk
sementara waktu.
Gadis dengan rambut ikal sebahu dan tinggi semampai berusaha
memejamkan matanya di tengah malam yang sunyi baginya sendiri. Perlahan lengan
mungilnya meraba benda yang berada disebuah meja disamping ranjangnya.
“Apa dia belum tidur ?” tanyanya sendiri sesaat ia berhasil
menggenggam sebuah handphone yang hanya dipandanginya dengan tatapan kosong.
Lengan itu tengah menekan tombol-tombol kecil dilayar sana.
Gadis itu memang engah kesepian, seharian hanya berdiam diri dalam kamar
ataupun hanya sesekali keluar kamar untuk mekan selebih itu hanya kamarlah
tempat yang cocok baginya.
‘Belum tidur ?’
‘Ini belum terlalu malam,’
‘Kau sedang sakit,lebih baik tidur dan banyak istirahat agar
kau cepat masuk sekolah’
‘Sekolah ? Entahlah mungkin seminggu lagi aku akan masuk.
Apa kau merindukanku ?’
‘Menurutmu ? Hey jangan terlalu lama masuk sekolah, nanti
kau ketinggalan pelajaran’
‘Aku bisa meminjam buku catatan temanku. Jadi benar kau
merindukanku ?’
‘Ya aku merindukanmu,jadi cepatlah sembuh’
Sebuah senyuman indah melukis pada wajah manisnya, pesan
singkat yang baru dibacanya seolah membuatnya terbang kelangit ketujuh. Inilah
apa yang dinamakan cinta, kau seakan bisa gila dibuatnya hanyut dalam buaian
cerita remaja.
********
Hari telah berganti dan sekali lagi bumi selalu berhasil
berotasi dengan baik, memperbaiki segala dalam keseharian sebelumnya atau
merubah hal yang indah menjadi hilang akan cerita. Hanya sebuah perasaan cinta
yang telah gadis itu yakini pada lawan jenisnya, bukan berarti ia seakan
mendapatkan balasan yang serupa. Gadis itu memang belum pernah ataupun tak akan
menyatakan cinta terlebih dahulu, mengingat bahwa dirinya memang terlahir
sebagai seorang yang harus menunggu pernyataan cinta walau saat itu hal itu
seakan menghilang.
“Apakah ini perasaanku saja, atau memang ia seolah menjauh
dariku ?” batin gadis itu bersuara.
Gadis itu hanya kembali memandang iri kearah depan hadapannya,
pemandangan yang bahkan pernah ia rasakan dahulu, namun sekarang semua seakan
berbalik pada tempat yang berbeda. Salahkah jikalau ia menyimpan rasa ‘cinta’
pada seorang yang selalu ia katakan tak akan menyukainya. Gadi itu bahkan belum
dapat memastikan dengan pasti bahwa itu perasaan cinta, kerana hatinya tak ikut
bermain didalam rasa yang ia rasakan kali ini, tapi hanya otaknyalah yang ikut
bermain. Membayangkan seorang gadis lain mendekati orang itu,hatinya bahkan tak
ikut repot bertingkah aneh namun hanya fikirannya yang bekerja, walau berulang
kali ia bersugesti untuk TIDAK dan TIDAK
namun manusia mana yang dapat mengontrol kehidupan didetik selanjutnya?
Jikalau yang hanya diinginkan orang itu untuk menyuruh gadis
itu pergi perlahan dari kehidupannya,lantas untuk apa dihari sebelumnya orang
itu seolah memberikan sebuah harapan belaka. Menanyai kabar, bercanda ria, atau
apapun itu dimasa yang lalu, disaat dimana rasa yang pernah ia percaya
‘cinta’itu datang pada pintu hatinya kembali namun sekarang rasanya perasaan
itupun tak berbekas.
My Story : VA
Panda
Tidak ada komentar:
Posting Komentar