credit/gambar didapat dari : puchsukahujan.wordpress.com |
Dalam sebuah masalah di kisah percintaannya, Kenapa sebagian pria selalu menyudutkan pada kelemahan seorang wanita ?
Seorang wanita dengan hati yang lembut
Seorang wanita dengan segala egonya
Seorang wanita dengan keluh kesahnya
Kenapa ?
Lantas harus berbuat apa seorang wanita untuk dipandang hebat oleh mereka ?
Haruskah seperti seorang pria ?
Seorang pria dengan sikap acuhnya
Seorang pria dengan segala prinsipnya
Seorang pria dengan berlagak layaknya pemimpin
Haruskah ?
Ibarat kata 'Sebuah guci nan indah disana tak lantas membuatnya sekokoh yang terlihat,'
Itulah wanita.
Mereka terlihat tangguh diluar, tapi nyatanya setiap dari wanita lebih mendominasi dengan perasaan dalam kehidupannya.
Wanita hanya menginginkan dirinya dilindungi oleh seseorang, bukan lantas di rendahkan.
'tetapi guci itu memerlukan sebuah pelindung'
Atau,
“wanita itu memang sebagai mahkota bunga dengan bentuk lembaran berwarna mencolok
sehingga dapat menarik serangga”
Wanita memang seorang makluk yang sulit dimengerti. Itu benar. Tapi coba tengok kembali, seorang wanita akan mempercayai apapun kebohongan yang ada dalam suatu pujian, itu nyatanya.
Wanita memang seorang makluk yang sulit dimengerti. Itu benar. Tapi coba tengok kembali, seorang wanita akan mempercayai apapun kebohongan yang ada dalam suatu pujian, itu nyatanya.
Kebohongan
yang ditutupi dengan kebenaran. Nyatanya hidup berliku dengan sebuah ilusi yang
menyulitkan dikemudian hari. Layaknya seorang manusia yang berada pada suatu
persimpangan jalan untuk melanjutkannya kesuatu tempat, salah melangkah dia
akan kembali jauh dari tujuannya.
Dunia
ini hanya panggung sandiwara dengan kita sebagai tokoh utama. Pria dan wanita
yang memadu kasih pada sebuah perjanjian sementaranya, mula akan terasa
layaknya dilagit ketujuh, namun kemudian siapa yang akan tahu akhir cerita yang
kedua insan itu suguhkan.
Setiap
wanita yang ada didunia ini lebih sering menggunakan perasaannya dibanding
dengan logika, maka tak jarang butiran krystal mata jatuh terlebih dahulu
sebelum ia sempat menyelesaikan masalah cintanya. Sedang seorang pria lebih
sering bermain logika dan egonya yang selalu merasa benar, hingga akhirnya
kembali menyalahkan wanita yang lemah dan selalu berkeluhkesah itu.
Dan
setiap wanita sebenarnya hanya membutuhkan seorang pendengar hatinya, ia
mungkin membutuhkan nasihat yang kembali dapat membangun gairah hidupnya. Tapi
siapa disangka seorang pria berpendapat bahwa wanita tak jarang hanya membuang
waktu dengan melakukan itu
Masih
berlakukah ? : Perempuan melangkahi ular tiada
lepas
Diera : Perempuan serasan lelaki semalu
Diera : Perempuan serasan lelaki semalu
Saat
kita berada pada diri yang sebenarnya, hilangkan egomu untuk menatap sedikit
bintang ataupun awan putih dilangit sana. Merenung dalam keheningan dikala
rembulan menyunggingkan senyuman atau dikala mentari masih bersembunyi menutupi
cahayanya. Berusahalah tengok kebelakang walau itu sulit, walau tak jarang
justru hanya akan membuat penyesalan tiba. Tapi apa salahnya mencoba.
“Kesalahan orang lain terletak pada
mata kita, tetapi kesalahan kita sendiri terletak di punggung kita (Ruchert)”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar