Arsip Blog

Sabtu, 26 Oktober 2013

Mahkota Bunga butuh Serangga.... [Bahagia, Menangis, berujung pada penantian]



credit/gambar didapat dari : puchsukahujan.wordpress.com

Dalam sebuah masalah di kisah percintaannya, Kenapa sebagian pria selalu menyudutkan pada kelemahan seorang wanita ?
Seorang wanita dengan hati yang lembut
Seorang wanita dengan segala egonya
Seorang wanita dengan keluh kesahnya
Kenapa ?
Lantas harus berbuat apa seorang wanita untuk dipandang hebat oleh mereka ?
Haruskah seperti seorang pria ?
Seorang pria dengan sikap acuhnya
Seorang pria dengan segala prinsipnya
Seorang pria dengan berlagak layaknya pemimpin
Haruskah ?


Ibarat kata 'Sebuah guci nan indah disana tak lantas membuatnya sekokoh yang terlihat,'
Itulah wanita.
Mereka terlihat tangguh diluar, tapi nyatanya setiap dari wanita lebih mendominasi dengan perasaan dalam kehidupannya.
Wanita hanya menginginkan dirinya dilindungi oleh seseorang, bukan lantas di rendahkan.
'tetapi guci itu memerlukan sebuah pelindung'
Atau, “wanita itu memang sebagai mahkota bunga dengan bentuk lembaran berwarna mencolok sehingga dapat menarik serangga”


Wanita memang seorang makluk yang sulit dimengerti. Itu benar. Tapi coba tengok kembali, seorang wanita akan mempercayai apapun kebohongan yang ada dalam suatu pujian, itu nyatanya.

Kebohongan yang ditutupi dengan kebenaran. Nyatanya hidup berliku dengan sebuah ilusi yang menyulitkan dikemudian hari. Layaknya seorang manusia yang berada pada suatu persimpangan jalan untuk melanjutkannya kesuatu tempat, salah melangkah dia akan kembali jauh dari tujuannya.

Dunia ini hanya panggung sandiwara dengan kita sebagai tokoh utama. Pria dan wanita yang memadu kasih pada sebuah perjanjian sementaranya, mula akan terasa layaknya dilagit ketujuh, namun kemudian siapa yang akan tahu akhir cerita yang kedua insan itu suguhkan.

Setiap wanita yang ada didunia ini lebih sering menggunakan perasaannya dibanding dengan logika, maka tak jarang butiran krystal mata jatuh terlebih dahulu sebelum ia sempat menyelesaikan masalah cintanya. Sedang seorang pria lebih sering bermain logika dan egonya yang selalu merasa benar, hingga akhirnya kembali menyalahkan wanita yang lemah dan selalu berkeluhkesah itu.

Dan setiap wanita sebenarnya hanya membutuhkan seorang pendengar hatinya, ia mungkin membutuhkan nasihat yang kembali dapat membangun gairah hidupnya. Tapi siapa disangka seorang pria berpendapat bahwa wanita tak jarang hanya membuang waktu dengan melakukan itu
gambar dari : http://gambargambar.com

Masih berlakukah ? : Perempuan melangkahi ular tiada lepas
Diera  :  Perempuan serasan lelaki semalu

gambar dari : http://gambargambar.com

Saat kita berada pada diri yang sebenarnya, hilangkan egomu untuk menatap sedikit bintang ataupun awan putih dilangit sana. Merenung dalam keheningan dikala rembulan menyunggingkan senyuman atau dikala mentari masih bersembunyi menutupi cahayanya. Berusahalah tengok kebelakang walau itu sulit, walau tak jarang justru hanya akan membuat penyesalan tiba. Tapi apa salahnya mencoba.


Kesalahan orang lain terletak pada mata kita, tetapi kesalahan kita sendiri terletak di punggung kita (Ruchert)”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar