Credit |
“Mana negeriku yang dulu !” Pria dengan
balutan kaos lusuh berteriak dalam gemuruh ombak. Ia menyesap aroma kopi hitam
bersama hatinya yang diiris dengan sembilu.
“Mbah, sedang apa ?” tanya
sebuah suara dibalik punggung rapuh pria tadi.
Pria paruh baya itu berdiri
dengan tongkat kayu lapuk yang dihimpit pada ketiaknya.
“Ndok, kamu jangan mau jadi
ampas kopi seperti mereka” nasihatnya.
“Maksud Mbah ?” lengan
mungil anak kecil itu menggaruk pada helaian rambut tebal miliknya.
Pria itu menatap lekat pada
kedua manik mata polos akan dosa seraya melukiskan senyum lemah kala mentari
menyembul dibalik persembunyiannya “Pada waktunya tiba kamu akan mengerti.”
Diikutsertakan dalam #FF100Kata
http://sindyisme.blogspot.com/2013/11/ff100kata.html
Tema #AMPASKOPI
Tema #AMPASKOPI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar