Arsip Blog

Minggu, 24 November 2013

[Flash Fiction] Lantunan Lampau

Lantunan nada cinta terdengar bagaikan melodi indah yang tertangkap ditelingaku, wajah bidadari seolah membuatku candu akan kehadirannya –walau hanya dengan tatapan polos yang ia tujukan, hatiku seakan berbunga.

“Kamu kenapa ?” Kembali ia menajamkan matanya menatapku dengan heran.

“Aku bahagia” Jawabku jujur sembari menyembunyikan wajahku dalam helaian aroma rambut hitam milik Juwita.

Kilauan mentari dilangit bersih seakan memudar dalam keparasan wajah gadisku, aromanya yang kian menusuk bahkan seolah memudarkan nuansa musim semi dalam bunga-bunga ditaman indah ini, atau ibarat kata keindahan semesta seakan membuatku buta oleh pancaran auranya yang kian membuatku melayang bersatu dalam kehangatan tubuhnya.

“Radit, bangun. Ini sudah mau sore” Bisikan suara bidadari disurga seolah membangunkan waktu tidurku dalam pangkuannya.

Aku menggeliat sebelum akhirnya terduduk dihamparan hijau rerumputan taman “Ini sudah sore ?”

“Ya, ini sudah sore dan waktunya kita pulang” balasnya kembali dengan lembut.

...
...
...

Aku tersenyum dalam buliran air hujan yang kian membalutku dengan kenangan manis bersamanya dulu. Dan seakan dunia ikut tersenyum dalam kilasan kebahagiaanku dulu, warna-warni pelangi kian tersohor dalam langit yang sedikit kelabu.

“Terima kasih untuk selalu bersamaku,” aku berbisik dalam keheningan tempat peristirahatannya “...dan kelak kita akan bersama kembali pada saatnya tiba” kembali aku mengelus lembut nisan yang bertuliskan nama kekasihku dulu –seorang yang membuatku merasa bahagia dalam duniaku dulu yang sunyi.


END
Terinspirasi dari Calvin Jeremy-terindah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar