Arsip Blog

Rabu, 13 November 2013

[Flash Fiction] Amanat Permata Usang



credit

Lengan kekarnya mengalungkan permata usang melingkari leher mulusku. Aku terkesiap.
“Pa-pa?” Aku terbata. Manik mata coklat yang sama sepertiku mengartikan sesuatu makna.
Papa tersenyum lembut .
“Maaf, Papa baru datang”
Aku membatu. Tubuhku seolah kaku dengan lidah yang kelu. Cairan bening yang berhasil aku bentengi dengan mudahnya roboh kala mengerti apa maksud yang beliau katakan.
Papa memposisikan tempatnya disampingku sembari mengusap lembut krystal mata itu dengan jari kasar seorang perwira.
“Papa sangat merasa bersalah,tapi mama memaksa hal demikian”
Aku bungkam. Gudukan tanah itu seolah berbisik, bersama kenangan manis dengan mereka yang mengendap didalam kalbu.
Dan Papa kini menjelma menjadi keduanya.
Diikutsertakan dalam #FF100Kata
http://sindyisme.blogspot.com/2013/11/ff100kata.html 
Tema #AYAH

Tidak ada komentar:

Posting Komentar