credit |
Lengan kekarnya mengalungkan permata usang melingkari leher mulusku. Aku terkesiap.
“Pa-pa?” Aku terbata. Manik mata
coklat yang sama sepertiku mengartikan sesuatu makna.
Papa tersenyum lembut .
“Maaf, Papa baru datang”
Aku membatu. Tubuhku seolah
kaku dengan lidah yang kelu. Cairan bening yang berhasil aku bentengi dengan
mudahnya roboh kala mengerti apa maksud yang beliau katakan.
Papa memposisikan tempatnya
disampingku sembari mengusap lembut krystal mata itu dengan jari kasar seorang
perwira.
“Papa sangat merasa bersalah,tapi
mama memaksa hal demikian”
Aku bungkam. Gudukan tanah
itu seolah berbisik, bersama kenangan manis dengan mereka yang mengendap
didalam kalbu.
Dan Papa kini menjelma menjadi keduanya.
Diikutsertakan dalam #FF100Kata
http://sindyisme.blogspot.com/2013/11/ff100kata.html
Tema #AYAH
Tema #AYAH
Tidak ada komentar:
Posting Komentar