Arsip Blog

Rabu, 04 Desember 2013

[PUISI] KUPU-KUPU BIRU

Gilaaaa, ini tugas puisi aku buat semalaman -_-
Beneran deh mending buat cerita daripada puisi, soalnya aku bukan termasuk orang yang puitis.
Dan kalo biasanya dicerita nulis tentang percintaan, tapi dipuisi beda, karena sih menurutku puisi itu menggambarkan suasana ataupun perasaan yang sedang/pernah kita alami.
Lah aku ? Pacaran aja belum pernah, mau buat puisi tema secret admirer malah mumet jadinya. Hingga kefikirlah dari asal nama pena aku "AOI CHOU">>>KUPU-KUPU BIRU ! dan itung-itung isi blog dibulan desember deh hehe
Drangggdrangggg walaaaaaa....

KUPU-KUPU BIRU
Oleh    : Vinda Andriana


Sayap biru....
Menyimbul pada hamparan bunga
Menjerat pesona kala datang aroma musim semi
Menyibakkan kekaguman dibawah sorot sang surya
Melantunkan melodi alam penuh gairah

Sayap biru....           
Menari-nari dalam selimut embun
Meringkuk pada kehangatan balutan kapas putih
Menghirup nektar dalam senyuman bunga
Menerbangkan serbuk kebahagiaan bagi sang peri

Engkau beranjak dalam temaram senja
Menyudutkan bunga dalam kehampaan
Menghilangkan jejak, serbuk yang terhirup
Hingga rembulan tersenyum, kau bersembunyi
Dan saat mentari berdiri kokoh kau datang kembali

Minggu, 24 November 2013

[Flash Fiction] Aroma Musim Panas

Irama indah mengalun dalam balutan gaun putih panjang milik seorang gadis jelita, kicauan burung diluar sana seolah menggelayut dalam kehangatan musim panas kali ini, walau mentari dengan tegas memancarkan cahayanya diluar sana tapi dalam ruangan ini semua nampak suasana musim semi dengan bunga indah yang menghiasi setiap sudut ruangan didalamnya.

“Kamu sudah  siap ?” Tanya seorang paruh baya sembari menggandeng lengan gadis dengan balutan gaun panjang yang dibantu oleh anak kecil dibelakangnya.

Gadis itu tersenyum simpul dengan menganggukkan kepalanya secara canggung.
Dalam altar karpet merah mereka berdua berjalan ditengah sorotan pasang mata didalam ruangan itu, kekaguman seolah tak dapat dipungkiri dalam tiap pasang mata disana dan tak luput dengan pasangan pria yang tengan menunggunya disana.

“Kau menawan, sayang” Pria itu membuka tudung gadis disampingnya.

Detingan waktu seakan berbunyi dengan indah mewakili perasaan yang ada dikeheningan yang mulai terpancar kebahagiaan sesaat pria dan gadis tadi berhasil melindungi cintanya dalam balutan cincin yang terpasang dijari manis masing-masing.

Wajah keduanya jelas berbinar bersamaan dengan terpaan sinar mentari yang memoles dengan lembut dibalik jendela besar gedung didalamnya.

END

[Flash Fiction] Lantunan Lampau

Lantunan nada cinta terdengar bagaikan melodi indah yang tertangkap ditelingaku, wajah bidadari seolah membuatku candu akan kehadirannya –walau hanya dengan tatapan polos yang ia tujukan, hatiku seakan berbunga.

“Kamu kenapa ?” Kembali ia menajamkan matanya menatapku dengan heran.

“Aku bahagia” Jawabku jujur sembari menyembunyikan wajahku dalam helaian aroma rambut hitam milik Juwita.

Kilauan mentari dilangit bersih seakan memudar dalam keparasan wajah gadisku, aromanya yang kian menusuk bahkan seolah memudarkan nuansa musim semi dalam bunga-bunga ditaman indah ini, atau ibarat kata keindahan semesta seakan membuatku buta oleh pancaran auranya yang kian membuatku melayang bersatu dalam kehangatan tubuhnya.

“Radit, bangun. Ini sudah mau sore” Bisikan suara bidadari disurga seolah membangunkan waktu tidurku dalam pangkuannya.

Aku menggeliat sebelum akhirnya terduduk dihamparan hijau rerumputan taman “Ini sudah sore ?”

“Ya, ini sudah sore dan waktunya kita pulang” balasnya kembali dengan lembut.

...
...
...

Aku tersenyum dalam buliran air hujan yang kian membalutku dengan kenangan manis bersamanya dulu. Dan seakan dunia ikut tersenyum dalam kilasan kebahagiaanku dulu, warna-warni pelangi kian tersohor dalam langit yang sedikit kelabu.

“Terima kasih untuk selalu bersamaku,” aku berbisik dalam keheningan tempat peristirahatannya “...dan kelak kita akan bersama kembali pada saatnya tiba” kembali aku mengelus lembut nisan yang bertuliskan nama kekasihku dulu –seorang yang membuatku merasa bahagia dalam duniaku dulu yang sunyi.


END
Terinspirasi dari Calvin Jeremy-terindah

Jumat, 22 November 2013

[Flash Fiction] Nestapa 'dia' Yang (meng)abaikan



Senyuman itu berpaling. Aku meringkuk dalam selimut kelam yang mulai menemaniku dalam kekacauan ini. Semua nampak abu-abu, segelintir orang menatapku iba tak jarang mereka bahkan seperti jijik dengan keadaanku.
“Menyedihkan” Seorang buruh dikelas bawah dari kedudukanku menyilaukan matanya dengan tatapan menusuk.
Aku menghela nafas. Frustasi. Aku menatap getir kearah langit bersih namun semua seolah petir yang tergambar saat aku menatap keindahan dari Sang Kuasa.
Aku merangkak dengan kuping terpasang ditanah gersang ini. Aku gila. Dan mereka mencibir.
“Sudah sepantasnya seorang pemimpin culas mendapatkan mala petakanya”
“Dia nista”
Aku tersenyum pahit dengan nafas tersenggal menunggu ajal dengan suara yang terus melolong.

Kamis, 21 November 2013

[Flash Fiction] Fikirannya beda



Anjani tertawa renyah dibalut rona wajah semerah tomat, sedang yang lain menggelengkan kepala seakan tunduk.
“Loh mbak, kenapa anak ingus itu didiamkan saja ?”
Gadis bernama Sonia dengan pakaian putih hanya diam membatu tak menghirau pertanyaan kawannya, tapi manik matanya menatap dalam kearah gadis kecil bertudung merah.
“Tante serigalanya kan?”Tanya Anjani begitu menuruni pohon yang menjulang.
Sonia tersenyum kikuk, raut wajahnya menampakkan kesialan yang bertubi mengingat ia harus merawat gadis kecil ini cukup lama.
“Bukan” Bisik Sonia yang diikuti geliatan sigadis dihamparan rumput taman.
Tiap mata menjeling kearah si gadis kecil, kasihan pada anak itu –si penghuni rumah sakit jiwa.
Diikutsertakan dalam #FF100Kata
http://sindyisme.blogspot.com/2013/11/ff100kata.html 

Tema #ABSURDITAS

Rabu, 20 November 2013

[Flash Fiction] Pengkhianat



Bocah itu menimbunkan dirinya diruang bawah tanah. Pakaian kumal tetap membalut ditubuhnya diparah dengan perut berkerut menahan lapar.
Semua penduduk mengharapkan selamat agar nyawanya tak diregut oleh para pasukan setan itu –mereka takut dengan bau amis darah yang terus menghantui.
 “Jangan ada yang keluar, kita tunggu Padro” Kata pria tua dalam kekalutan.
Mereka mengangguk, walau jelas tersirat cemas yang membelenggu.
Tak lama atap kayu terbuka bersama kode yang diucapkan seseorang.
“Sudah aman, mereka pergi”Kata Padro tergopoh.
Semua membondong keluar dari persembunyian yang kemudian disuguhkan wajah beringas binatang jalang lagi.
“Sial kau Padro !”
Si pengkhianat kini mulai membantai,menjelma jadi setan.
Diikutsertakan dalam #FF100Kata
http://sindyisme.blogspot.com/2013/11/ff100kata.html 

Tema #GENOSIDA

Senin, 18 November 2013

[Flash Fiction] Bayangan



Mereka bersatu dalam satu tubuh, namun semua serba kebalikan. Saat matahari mempertegas cahayanya menerpa pada tubuh indah Adriana, bayangannya hanya meringkuk arah pukul 11 –waktu siang menampakkan diri.
“Dia cantik !”
“Dia bagai bidadari dengan sayap putih indahnya”
“Dia sempurna!”
Setiap mata menjeling kearah Adriana kala Ia berjalan angkuh menampilkan lekuk tubuhnya. Semua orang menghiraukan bayangan dengan warna kelabu yang selalu mengikuti arah langkah wanita itu –sama halnya dengan Adriana sendiri.
Dilain sisi bayangan itu bungkam dalam tempatnya. Hingga portal dimensi itu mulai terbuka bersama datangnya gerhana matahari, si bayangan menyunggingkan senyum terpahat diwajah baru “Kini akulah Adriana kalian !”.

Diikutsertakan dalam #FF100Kata
http://sindyisme.blogspot.com/2013/11/ff100kata.html 
Tema bebas dan saya pakai tema #FANTASI


Minggu, 17 November 2013

[Flash Fiction] Genit



Dentuman musik menghantarkan siluet sosok Kirana yang baru menarik diri dari dekapan Radit, kekasihnya.
“Maaf aku baru datang,  apakah pertemuannya jadi ?”
Kirana mengangguk kecil –Radit mengelus tekuk lehernya karena canggung yang tengah ia rasakan. Pria itu kini mengedarkan pandangannya kesekitar, sejenak ia tertegun dan membatu pada seorang wanita yang sedikit lebih tua darinya dengan blouse hitam ketat yang melekat ditubuhnya.
Radit mengedipkan mata pada wanita tadi, saat kedua mata mereka bertemu.
“Kamu kenapa ?” Kirana tersadar pada sikap Radit. Dia mengikuti pandangan Radit dan kemudian alisnya saling bertautan “Loh,ma sini !”
Radit meringis bodoh, kini wajahnya ia lipat dalam-dalam.
Diikutsertakan dalam #FF100Kata
http://sindyisme.blogspot.com/2013/11/ff100kata.html 
Tema #MataLelaki